Rusia Hapus LinkedIn dari iOS dan Android App Stores, Kenapa Ya ?

Rusia Hapus LinkedIn dari iOS dan Android App Stores  

 Moskow – Apple dan Google telah sepakat menghapus LinkedIn dari toko aplikasi iOS dan Android di Rusia, demikian laporan baru dari The New York Times, sebagaimana dikutip The Verge, Jumat, 6 Januari 2017. 


Pada November, layanan itu diputuskan melanggar hukum 2014 yang mewajibkan semua data warga Rusia yang dikumpulkan untuk disimpan di Rusia. 

Memindahkan data ke wilayah Rusia dianggap sebagai langkah pertama menuju langkah-langkah pengawasan yang lebih agresif, dan banyak perusahaan web telah menolak memindahkan pusat data mereka untuk mematuhi aturan hukum itu.

Diakuisisi oleh Microsoft pada tahun lalu, LinkedIn adalah layanan terbesar yang menjadi korban aturan baru itu sejauh ini. Akses web ke LinkedIn diblokir pada November melalui kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi negara itu, tapi masih dapat diakses oleh pengguna dengan VPN. 

Pemblokiran tersebut menyebabkan masalah serius bagi aplikasi mobile itu, tapi tetap tersedia di toko aplikasi iOS dan Android. Namun sekarang hal itu telah berubah, dan aplikasi tersebut tidak lagi tersedia untuk diunduh dari toko aplikasi.

Apple memicu kemarahan pada awal pekan ini karena menarik aplikasi The New York Times di Cina akibat tekanan yang sama. Cina memblokir akses web ke The Times pada 2012.

Adapun langkah-langkah lokalisasi data Rusia sangat agresif, dan bukan satu-satunya negara yang mengadopsi langkah-langkah tersebut. Dewan Industri Teknologi Informasi mencatat total 13 negara dengan berbagai bentuk aturan lokalisasi data, termasuk Amerika Serikat, yang mengharuskan mitra Departemen Pertahanan untuk menyimpan data divisinya di wilayah AS.

Namun langkah ini akan mengobarkan ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat, yang telah mencapai puncaknya dalam beberapa pekan terakhir. 

Sebelumnya, Jumat, 6 Januari 2017, Kantor Direktur Intelijen Nasional merilis sebuah laporan publik yang menuduh Rusia memasang kampanye spionase, termasuk bocornya arsip e-mail dari Komite Nasional Demokrat, dengan tujuan akhir menggoyang pemilihan presiden AS.

”Kami menilai Moskow akan menerapkan pelajaran dari kampanye yang diperintahkan Putin yang ditujukan ke pemilihan Presiden AS untuk upaya mempengaruhi masa depan seluruh dunia, termasuk terhadap sekutu AS dan proses pemilihan mereka,” laporan itu menyimpulkan.


sumber : tempo.co

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.